Untuk kesekian kalinya ekstrimis yang mengatasnamakan agama Nepal Defence Army (NDA) kembali melakukan intimidasi yang mengancam keberadaan seorang pemimpin gereja. Pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai ketua NDA bernama “Sangharsha”, mengancam pemimpin Assumption Catholic Church Lalitpur, Pastor Robin Rai, melalui telepon.
“Panggilan telepon tersambung ke nomor darurat gereja dan berasal dari nomor telepon India. Mereka mengancam akan meledakan bom di gereja ini dalam waktu tiga sampai empat detik dari percakapan ditelepon tersebut, jika kita menolak untuk bekerjasama,” ungkap Pastor Robin menjelaskan percakapan di telepon yang mengancam itu.
Dirinya menambahkan bahwa ketika dirinya menanyakan jenis bantuan apqa yang bisa mereka berikan kepada pihak pengancam, penelepon itu segera menutup teleponnya. Ancaman dikategorikan serius dan berbahaya, mengingat pada 2009 lalu, gereja yang sama pernah di-bom NDA dan mengakibatkan tiga orang tewas. NDA pun kemudian mengaku bertanggungjawab atas bom tersebut.
Kepolisian setempat yang mendapat laporan inipun tidak bereaksi cepat dan terkesan membiarkan. Hal ini seringkali terjadi dan membuat banyak pertanyaan dari pihak minoritas terhadap netralitas aparat kemanan dalam melindungi setiap warga negara yang mempunyai hak untuk dilindungi.
NDA sendiri telah beberapa kali memploklamirkan diri untuk mengusir setiap warga beragama minoritas dari Nepal. Karena menurut mereka Nepal adalah negara yang hanya boleh ditempati oleh penduduk beragama Hindu saja.
Inilah salah satu bentuk ketakutan dan kekhawatiran sekelompok oknum berkepentingan yang menggunakan instrumentagama sebagai jalan untuk meraih segala sesuatunya. Ketamakan dan kekuasaan yang buta hanya akan membawa kita pada pintu peperangan dan jurang kematian.
Baca Juga :